Pulo Klah dan Sejarah Sinterclaus, sebuah objek wisata yang menggiurkan di Sabang
SABANG - Tidak banyak orang tau baik warga pendatang maupun yang telah lama menetap di Kota Sabang, bahwa sebuah pulau yang terletak tepat di tengah-tengah Teluk Sabang itu punya sebuah cerita unik hingga sempat diberi nama Pulau Sinterclaus
Berawal dari sebuah pelabuhan yang cukup ramai sejak tahun 1914 lalu keberadaan Teluk Sabang mulai di kenal oleh hampir seluruh negara maju di dunia, bahkan sebuah pulau di Teluk Sabang itupun sempat dijadikan sebuah lokasi penimbunan logistic bagi mereka yang merapatkan kapalnya di Sabang.
Sejak itu keberadaan Pulau itu semakin menjadi sorotan warga setempat saat hampir setiap tahunya sejumlah bahan logistik termasuk pakaian dan beberapa mainan sering di bagikan pada penduduk setempat, namun karena jadwal pembembagian bantuan tersebut hampir bertepatan pada malam tahun baru dan natal maka warga setempat memberikan nama pulau itu dengan sebutan pulau sinterclaus yang turun untuk memberikan hadiah setiap tahunnya.
"waktu itu saya masih kecil dan kami anak-anak sangat senang kalau sudah datang masa tahun baru, bahkan kita sering antri di dermaga untuk memperoleh hadiah yang di bawa dari pulau tersebut," ujar Hardi (65) salah seorang saksi sejarah yang lahir dan menetap di Sabang.
Ia menceritakan awalnya pulau itu di beri nama Sinterclaus karena memang barang-barang yang dibawa dan di bagikan berasal dari gudang yang ada di pulau tersebut, namun kini dengan berubahnya jaman pulau tersebut berubah nama menjadi pulau Klah plesetan dari Claus.
"sekarang sudah tidak mungkin pulau itu disebut pulau sinterclaus lagi, apa lagi setelah dinyatakan merdeka nama-nama seperti itu sudah diharamkan, tapi sekarang hanya tinggal sebagian orang yang tau nama asli pulau tersebut," tandasnya.
Saat ini keberadaan pulau Klah masih sangat mempesona mata para pengunjung terutama saat melewati jalur Sabang Kota menuju Paya Seunara karena dari jalur itulah pulau yang sempat di jadikan area mercusuar oleh belanda yang sampai saat ini masih di manfaatkan oleh Navigasi itu terlihat jelas pancaran panorama alamnya dan asset pariwisata yang tidak terhingga.
Beberapa bungalow juga sudah tertata rapi di pulau tersebut termasuk dermaga dan jalur menuju puncak juga sudah tersusun rapi , namun kembali sangat disayangkan belum ada sentuhan wisata pendukung lainya untuk terus mengembangkan asset yang tergolong unik ini, karena selain panorama alamnya pulau yang satu ini juga mempunyai cerita unik serta terdapat bangunan sejarah peninggalan belanda.
Dinas Pariwisata Sabang kembali di harapkan dapat memasukan program pemberdayaan wisata pulau klah tersebut masuk dalam salah satu program prioritas lainya agar Sabang yang tidak hanya memiliki satu atau dua objek wisata ini dapat berkembang dengan baik.(AL)
1 KOMENTAR:
Sorry mas, Dongeng anda terlihat mirip-mirip dengan cerita abu nawas, antara benar dan tidak. Mengapa demikian, karena saya menilai tidak adanya testimoni yang tercatat secara empiris dan ilmiah. Sudah barang tentu pendekatan yang andan sajikan bagi saya pribadi tidak lebih dari "dongeng 1001 malam" saja.
Saran saya : Dongeng yang tidak ilmiah begini sebaiknya tidak perlu ditanggapi, apalagi dijadikan "publikasi". Malu, karena tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Trims.
Abiyasin
(Jakarta)
Posting Komentar