PEMANDANGAN PUNCAK TELUK SABANG
Berkendaraan dari terminal feri Balohan ke kota Sabang, anda akan melihat pemandangan teluk Sabang yang indah, danau Aneuk Laut, dan beberapa lepas pantai kepulauan termasuk Rubiah.
Sebuah desa terletak di bawah bukitdan sebuah kapal nelayan bergerak seperti titik ke garis laut menambah keindahannya.
AIR TERJUN
Sungai Pria Laot berhulu dari Gunung Sarung Keris. Di tengah-tengah hutan, teidak terlalu jauh dari desa Pria Laot, sungai tersebut berubah menjadi air terjun bertingkat yang menakjubkan. Disana Anda dapat berenang di bawah air terjun, atau sekedar menikmati suasanan hutan lindung dengan kupu-kupu yang bertebaran di sekelilingnya. Air terjun tesebut terletak 1,7 km dari jembatan Pria Laot.
MONKEY ROAD
Monyet di Pulau weh menyapa kedatangan para wisatawan di perjalanan menuju Monumen Kilometer 0. Berikan mereka pisang dan bersahabat dengan mereka selamanya.
GUNUNG BERAPI
Gunung berapai di sabang sangat kecil namun masih layak untuk dikunjungi. Pergilah ke Jaboi dan belok ke kiri setelah melewati desa, lalu ikuti jalan tersebut hingga tidak bisa naik lebih tinggi lagi. Anda perlu jalan kaki sepanjang 200 meter di jalan setapak yang mengarah ke kanan. Mungkin akan sedikit sulit untuk menemukan jalur tersebut, jadi ikuti saja bau asap belerang dari gunung berapi tersebut.
MONUMEN KM NOL DAN KM TUJUH
Monumen Kilometer Nol terletak di desa Iboih Ujong Ba’u 29 kilometer di sebelah barat kota Sabang dan sekitar 5 km dari Iboih. Monumen ini dibangun di ujung tebing setinggi 22,5 meter yang menghadap Samudra Hindia. Dalam bahasa Indonesia Monumen ini disebut Kilometer Nol yang mempunyai symbol burung garuda, burung Garuda legendaries yang terukir padanya.
Para pengunjung bisa mendapat sertifikat dari agen penjalanan resmi mana pun di sabang sebagai bukti kunjungan mereka pada lokasi geografis yang unik ini.
Monumen kilometer tujuh terletak sekitar 7 km dari Monumen Kilometer Nol. Hal yang menarik adalah fakta bahwa Monumen ini dulunya merupakan titik Minumen Kilometer Nol namun dipindahkan ke lokasinya yang sekarang sebagai hasil survey geografis yang lebih baik dan menyeluruh.
BENTENG PERLINDUNGAN JEPANG
Banyak benteng Jepang tersebar di seluruh pulai dan menjadi alasan menfapa pulai ini dikenal sebagai “Kota Seribu Benteng” Benteng-benteng itu semuanya dibangun antara tahun 1943 dan 1945 yang dulunya saling terhubung melalui terowongan-terowongan yang sekarang ditutup karena alasan keamanan. Meski demikian, di Anoi Itam masih banyak benteng perlindungandalam kondidi cukup baik. Selain itu ada juga tempat benteng besar dengan banyak pintu masuk ke terowongan di Gunung Batu. Bungalow Flamboyant di Lhong Angen dibangun di bekas lokasi kamp Jepang dan masih banyak peninggalan yang dapat ditemui. Benteng ini juga disebut sebagai tempat yang sering dikunjungi oleh hantu-hantu Jepang.
Kota Atas, bagian atas kota Sabang, mempunyai pemandangan teluk yang indah dan terbentang menuju Pantai Kasih. Bagian kota ini mudah dikenali dari banyaknya gedung colonial di mana orang belanda dulunya pernah hidup mewah. Terdapat pula banyak pohon besar dan rindang yang diimpor dari Amerika Selatan dan ditanam pada awal abad ke-20.
Kota bawah, bagian bawah kota Sabang, terbagi menjadi tiga wilayah: pertama, pondok nelayan tradisional di sepanjang pantai selatan pelabuhan, wilayah kedua, jalan utama Pasiran (Jl. Perdagangan) dengan banyak toko, restoran, warung kopi, dan wilayah Pecinan, serta wilayah yang ketiga, Kongsi, yaitu wilayah permukiman yang padat dan menarik perhatian di sebelah utara pelabuhan.
MATAHARI TERBIT & TERBENAM
Banyak pemandangan laut yang indah di Pulau Weh yang menawarkan keindahan matahari terbit dan terbenam dari banyak sudut sekeliling pulau atau bahkan dari suasana hangat dan romantic dari sudut bungalow Anda.
DAYA TARIK LOKAL
Pada saat mengunjungi Pulau Weh, anda kan merasakan kehidupan masyarakat dengan budaya tak berubah sambil terus bergerak menuju abad ke 21. Kota Sabang memiliki suasana pedesaan yang menawan. Pulau ini akan menarik perhatian anda dengan gaya dan kehidupan yang asli dan sangat nyata.
NELAYAN TRADISIONAL
Memancing masih menjadi mata pencaharian utama bagi penduduk di wilayah pesisir Pulau Weh. Sangat mengesankan ketika melihat keindahan matahari terbit, kapal nelayan yang memeriksa tangkapan malam, dan saat mereka melemparkan jalanya kembali ke laut. Dan pada siang hari anda bisa menikmatihidangan ikan segar dan makanan laut.
MAKAM MERBABU
Taman makam besar di Kota Atas terletak hanya 20 menit berjalan kaki dari pusat kota Sabang. Di sini, umat Islam, Kristen, dan Budha yang berasal dari Indonesia, Cina, Jepang, Belanda, Perancis, dan masih banyak lagi Negara lainnya, dimakamkan berdampingan. Orang kaya dimakamkan berdampingan dengan orang miskin, putri raja Batak beristirahat di antara orang Belanda, seorang Raden bangsawan Jawa dimakamkan di sebelah seorang petualang. Ukiran di pemakaman ini menceritakan kisah tentang Sabang yang mengagumkan.
Di Keunekai, dekat Pantai Pasir Putih, terdapat sebuah kolam kecil yang dialiri sumber mata air panas yang memungkinkan anda berendam dengan nyaman dan santai. Mata air panas terlihat dari jalan saat anda datang dari Keunekai, dan anda perlu belok ke kiri untuk menuju sana. Jalan di sebelah kanannya akan membawa anda menujuke Pasir Putih dan Bango.
DURIAN KERAMAT
Durian Keramat terletak di pegunungan dekat Iboih. Tempat ini dapat dicapai dengan berjalan kaki dan mendaki selama sekitar 1,5 jam. Jalurnya cukup sulit untuk dilalui karena melalui hutan rimba. Tempat ini merupakan salah satu tempat paling keramat di Pulau Weh dan harus dihormati baik oleh penduduk local maupun pengunjung.
(http://www.pulauwehsabang.com/id)Sumur Tiga- salah satu pantai yang terletak di Kelurahan Ie Meulee menjadi daya tarik wisata di Pulau Weh