Seremoni tersebut sekaligus menandai berlangsungnya Kirab Obor Nusantara dari Sabang hingga Merauke yang dilepas resmi oleh Mensos dalam rangka perayaan 100 Tahun Kebangkitan Bangsa. Sehari sebelumnya, panitia telah mendatangkan api dari Kilometer Nol Indonesia, yakni dari Kelurahan Iboih, Sukakarya, Kota Sabang. Api itulah yang menyalakan obor.
Rombongan kirab yang dilepas di depan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, dan Muspida Kota Sabang itu terdiri atas formasi 20, 5, dan 8.
Pada kesempatan itu Mensos mengajak seluruh komponen masyarakat bekerja keras mengisi momentum 100 Tahun Kebangkitan Bangsa Indonesia. “Perlu kerja keras dan bersatu untuk membangun bangsa. Kebangkitan dan kemakmuran tidak datang dari langit. Nasib bangsa ini tergantung pada seluruh komponen bangsa,” tukasnya.
Pernyataan senada juga disampaikan Gubernur Irwandi Yusuf dan Penasihat Yayasan Obor Nusantara, HM Djali Yusuf.
Kirab obor ini diharapkan Gubernur Aceh mampu menjalin persaudaraan dan silaturahmi yang terkoyak. “Lupakan masa lalu yang kelam, guna mewujudkan Aceh baru yang makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran,” ujar Irwandi.
Subsidi BBM
Pada sesi konferensi pers, Mensos Bachtiar Chamsah yang kelahiran Aceh Tenggara dan besar di Sumatera Utara itu menyatakan, era minyak melimpah dan murah seperti dialami bangsa Indonesia 20 tahun silam sudah berakhir. Tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) dunia mengkibatkan terpangkasnya subsidi BBM kepada masyarakat, untuk menyesuaikan dengan harga minyak global.
Menurutnya, 70 persen dari subsidi BBM selama ini justru dinikmati kelas menengah ke atas.
Ia tambahkan, program subsidi BBM selama ini telah membebani APBN hingga Rp 400 triliun. Mencakup subsidi BBM Rp 280 triliun dan subsidi listrik Rp 120 triliun. “Jika kebijakan itu dilanjutkan, maka bakal mengurangi biaya pembangunan dan infrastruktur,” terangnya.
Dijelaskan juga bahwa harga minyak Indonesia saat ini merupakan yang terendah di Asia. Mensos membandingkan, jika harga premium di dalam negeri Rp 5.500-Rp 6.000 per liter, di Singapura justru mencapai Rp 13.000 per liter.
Kesenjangan harga minyak domestik dengan negara tetangga, kata Mensos, justru bisa memicu lahirnya spekulan yang menyelundupkan minyak ke negara tetangga. “Maunya kita, jangan ada setetes pun minyak kita yang mengalir ke negara tetangga,” kata Mensos.
Ia juga meminta aparat keamanan mencegah setiap upaya penyelundupan BBM ke luar negeri.
Tentang bantuan langsung tunai (BLT), Mensos menegaskan saat ini tidak ada lagi persoalan yang terkait dengan penyaluran BLT.
Sumber : Harian Serambi Indonesia
Foto : Awal
Rombongan kirab yang dilepas di depan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, dan Muspida Kota Sabang itu terdiri atas formasi 20, 5, dan 8.
Pada kesempatan itu Mensos mengajak seluruh komponen masyarakat bekerja keras mengisi momentum 100 Tahun Kebangkitan Bangsa Indonesia. “Perlu kerja keras dan bersatu untuk membangun bangsa. Kebangkitan dan kemakmuran tidak datang dari langit. Nasib bangsa ini tergantung pada seluruh komponen bangsa,” tukasnya.
Pernyataan senada juga disampaikan Gubernur Irwandi Yusuf dan Penasihat Yayasan Obor Nusantara, HM Djali Yusuf.
Kirab obor ini diharapkan Gubernur Aceh mampu menjalin persaudaraan dan silaturahmi yang terkoyak. “Lupakan masa lalu yang kelam, guna mewujudkan Aceh baru yang makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran,” ujar Irwandi.
Subsidi BBM
Pada sesi konferensi pers, Mensos Bachtiar Chamsah yang kelahiran Aceh Tenggara dan besar di Sumatera Utara itu menyatakan, era minyak melimpah dan murah seperti dialami bangsa Indonesia 20 tahun silam sudah berakhir. Tingginya harga bahan bakar minyak (BBM) dunia mengkibatkan terpangkasnya subsidi BBM kepada masyarakat, untuk menyesuaikan dengan harga minyak global.
Menurutnya, 70 persen dari subsidi BBM selama ini justru dinikmati kelas menengah ke atas.
Ia tambahkan, program subsidi BBM selama ini telah membebani APBN hingga Rp 400 triliun. Mencakup subsidi BBM Rp 280 triliun dan subsidi listrik Rp 120 triliun. “Jika kebijakan itu dilanjutkan, maka bakal mengurangi biaya pembangunan dan infrastruktur,” terangnya.
Dijelaskan juga bahwa harga minyak Indonesia saat ini merupakan yang terendah di Asia. Mensos membandingkan, jika harga premium di dalam negeri Rp 5.500-Rp 6.000 per liter, di Singapura justru mencapai Rp 13.000 per liter.
Kesenjangan harga minyak domestik dengan negara tetangga, kata Mensos, justru bisa memicu lahirnya spekulan yang menyelundupkan minyak ke negara tetangga. “Maunya kita, jangan ada setetes pun minyak kita yang mengalir ke negara tetangga,” kata Mensos.
Ia juga meminta aparat keamanan mencegah setiap upaya penyelundupan BBM ke luar negeri.
Tentang bantuan langsung tunai (BLT), Mensos menegaskan saat ini tidak ada lagi persoalan yang terkait dengan penyaluran BLT.
Sumber : Harian Serambi Indonesia
Foto : Awal
0 KOMENTAR:
Posting Komentar